Friday, August 21, 2015

MAKALAH FRASE


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam realita yang ada, telah kita ketahui bersama bahwa perbedaan ada warna dari  sebuah kehidupan, maka dari itu sudah barang tentu dan lazim dalam realita kehidupan  secara efektifitas manusia saling berhubungan satu antara lainnya. Dari perbedaan daerah di 
dunia indonesia khususnya, sudah barang tentu beda daerah maka beda bahasa atau cara  berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Seperti kata pepatah “lain lalang lain belalang”.  Untuk mengatasi perbedaan agar menjadi sebuah vareasi hidup yang ideal indonesia  yang terdiri dari beberapa pulau atau daerah menetapkan bahasa pemersatu indonesia yang 
di gunakan dan sudah di sepakati adalah bahasa ―melayu”. Seperti yang telah tertuang dalam  sumpah pemuda. Akan tetapi indonesia tidak semua/minoritas masyakatnya tidak bisa  mengklasifikasikan kata yang sering di ucapkan dalam berbahasa indonesia, maka dari itu 
kami mencoba mengurai tantang ―kelas kata/kategori kata” dalam bahasa indonesia. 




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia
1.      PengertianKelas Kata
Kelas kata  (jenis kata) adalahgolongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam system gramatikal. Untuk menyusun  kalimat yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai harus mengenal jenis danfungsi kelas kata. Adapun fungsi kelas kata:
a.       melambangkan gagasan atau pikiran yang abstrak menjadi konkre
b.      membentuk bermacam-macam struktur kalimat
c.       memperjelas makna gagasan kalimat
d.      membentuk satuan makna frase, klausa, atau kalimat
e.       membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat   dipahami dan dinikmati oleh orang lain
f.       mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah, penjelasan, argumentasi, pidatodandiskusi
g.      mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima
2.      Jenis Kelas Kata
Pada pembahasan ini dipaparkan enam jeni skelas kata bahasa Indonesia terdiri atas:
1.    verba
2.    adjektiva
3.    nomina
4.    pronomina
5.    numeralia
6.    Preposisi

B.     Sintaksis
Sintaksis membicarakan berbagai seluk-beluk frase dan kalimat (M.Asfandi Adul, 1990: 41). Sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan frasa. Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang beartidengan dan kata tattein yang bearti menempatkan jadi secara etimologi berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Banyak ahli telah mengemukakan penjelasan ataupun batasan sintaksis. Dikatakan bahwa sintaksisadalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat. Sintaksis juga merupakan analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas (Tarigan, 1984:5).
Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa
yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase (Ramlah 2001:18).
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.
Fungsi Kajian Sintaksis
Fungsi kajian sintaksis terdiri dari beberapa komponen. Diantaranya adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Memperjelas tentang hakikat dari subjek dan predikat, objek dan pelengkap, serta keterangan. Semuanya akan dijelaskan sebagai berikut.

C.    Frasa
Frasa adalah suatu kelompok kata yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan yang tidak melampui batas subjek dan batas predikat. Frase terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan dan dalam pembentukan ini tidak terdapat ciri-ciri klausa dan juga tidak melampui batas subjek dan batas predikat. Frase adalah suatu komponen yang berstruktur, yang dapat membentuk klausa dan kalimat (M.Asfandi Adul, 1990:41).
Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau satu konstruksi ketatabahasaan yang berdiri atas dua kata atau lebih. Frase terbentuk dari rangkaian kelas kata yang satu dengan yang lain, baik pada posisi pertama maupun ke dua. Rangkaian kelas kata yang membentuk frase itu mempunyai hubungan atributif, predikatif, dan posesif (Kailani Hasan,  1983:23).
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa frasa merupakan gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai batas subjek dan predikat, yang biasanya rangkaian kata tersebut mempunyai satu makna yang tidak bisa dipisahkan.

D.    Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan berdasarkan distribusi satuannya dan berdasarkan fungsinya. Pada umumnya klausa, baik tunggal maupun jamak, berpotensi menjadi kalimat. Kalimat inti terdiri atas klausa tunggal, sedangkan kalimat majemuk terdiri atas lebih dari satu klausa.  Oleh karena itu, kalimat majemuk terdiri atas klausa-klausa yang saling berhubungan.
Klausa ialah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa. Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban.
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan sebagai keterangan.fungsi yang bersifat wajib pada konstruksi ini adalah subjek dan predikat sedangkan yang lain tidak wajib.
Sehigga dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa merupakan unsur kalimat yang mewajibkan adanya dua fungsi sintaksis, yakni subjek dan predikat sedang yang lainnya tidak wajib. Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga tidak muncul misalnya dalam kalimat jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Klausa juga berpotensi menjadi kalimat tunggal karena didalamnya terdapat unsur sintaksis yakni subjek dan predikat.

E.     Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Diana Nababan, 2008:82).
Kalimat adalah tuturan yang mempunyai arti penuh dan turunnya suara menjadi ciri sebagai batas keseluruhannya. Jadi, kalimat adalah tuturan yang diakhiri dengan intonasi final (Kailani Hasan, 1983:23).  Kalimat adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas komponen kata-kata, frase, atau klausa (M.Asfandi Adul, 1990: 41).
Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut bentuknya, kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal serta kalimat majemuk.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.


















BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi sintaksis adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Sintaksis terdiri dari frasa, klausa, dan kalimat. Dari frasa, klausa dan kalimat memiliki pengertian dan jenis-jenisnya.
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang menempati satu fungsi dan tidak melebihinya. Sedangkan klausa merupakan unsur kalimat yang mewajibkan adanya dua fungsi sintaksis, yakni subjek dan predikat sedang yang lainnya tidak wajib. Untuk kalimat yaitu satuan gramatik yang ditandai adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat itu sudah selesai (lengkap).
B.     Saran
Dengan disusunnya makalah “sintaksis” ini kami mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian sintaksis dan pembaca dapat mengetahui sebenarnya sintaksis itu erat hubungannya dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari.
Makalah ini kami susun hanya berdasarkan sumber-sumber yang kami dapatkan dan makalah ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, jika pembaca mendapatkan sumber-sumber lain yang dapat mendukung perbaikan makalah ini, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Blinksastrakumaster. 2011. Sintaksis. Diunduh 15 September darihttp://blinksastrakumaster1988.blogspot.com.
Zaenal Arifin dan Junaiyah. 2008. Sintaksis. Jakarta: Grasindo
Kailani Hasan. 1983. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Riau. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
 M. Asfandi Adul. 1990. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bulungan. Jakarta :
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Nur Khairinnisa. 2011. Konsep dan Jenis-Jenis Frasa. Diunduh 15 September 2012 darihttp://www. Blogger.com.
Rachmadrivai. 2011. Sintaksis Bahasa Indonesia (frasa). Diunduh 15 September 2012 dari http://rachmadrivai.wordpress.com.
Diana Nababan. 2008. Intisari Bahasa Indonesia. Jakarta : Kawan Pustaka.
Henry Guntur Tarigan. 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.








KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya  kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi semua.
Makalah ini diharapkan tidak hanya menjadi buku wajib melainkan menjadi bacaan utama dengan semua mahasiswa / mahasiswi kebidanan dan keperawatan serta menjadi referensi bagi peminat lainnya.
Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan penyusun akan sangat berterima kasih akan saran dan kritik yang membangun sehingga makalah ini dapat sempurna.



Wassalamu’alaikum Wr. Wb

No comments:

Post a Comment