Friday, March 8, 2019

Factor Factor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Factor Factor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Telah dikatakan prinsip belajar bahwa keberhasilan belajar itu
dipengaruhi oleh banyak factor, begitu juga dengan membaca Al-Qur’an. Agar dalam membaca Al-Qur’an mencapai keberhasilan yang maksimal, maka harus dipahami juga factor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut muhibbin Syah, factor-faktor tersebut adalah faktor internal meliputi aspek pisikologis dan psikologis; dan faktor eksternal, meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
1)      Factor Internal
Factor ini berasal dari diri individu itu sendiri. Factor internal terdiri dari dua factor, yaitu factor fisiologis dan factor psikologis.
a)      Factor fisiologis (jasmaniah)
Factor fisiologis meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Di antara keadaan fisik yang perlu diperhatikan antara lain:
(1)   Kondisi fisik yang normal
Kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat
sejak kandungan sampai lahir sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang, contoh seseorang yang sumbing tentu akan mengganggu keafikan membaca dan hal itu juga akan menjadi

hambatan yang paling utama apalagi dengan membaca Al-Qur’an .
(2)   Kondisi kesehatan fisik
Keadaan fisik yang sehat dan segar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Sebaliknya kondisi fisik yang lemah dan sering sakit-sakitan, maka akan mengurangi semangat belajar. Hal ini menunjukan bahwa membaca Al-Qur’an baik tajwid atau yang lainnya, maka akan mengubah arti dari kata itu sendiri dan pada akhirnya akan mempengaruhi kalimat. Sehingga kondisi kesehatan fisik yang baik diperlukan dalam rangka mencapai kemampuan membaca Al-Qur’an. Hal ini dapat terwujud dengan jalan menjaga kesehatan tubuh dengan cara makan dan minum secara teratur, olahraga secukupnya dan istirahat secukupnya.
b)      Factor psikologis (rohaniah)
Factor psikologis ini berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang dapat mendoronguntuk lebih tekun dan rajin. Di antaranya meliputi “
(1)   Inteligensi
Inteligensi ialah kemampuan untuk memudahkan
penyesuaian secara tepat terhadap berbagai segi dari
Keseluruhan lingkungan seseorang. Inteligensi atau kecerdasan seseorang ini dapat terlihat adanya beberapa hal yaitu : cepat menangkap isi pelajaran; dorongan ingin tahu kuat, banyak intensif; cepat memahami prinsip-prinsip dan pengertian-pengertian; dan memiliki minat yang luas.
      Inteligensi sangat dibutuhkan sekali dalam belajar membaca Al-Qur’an, karena dengan tingginya inteligensi seseorang maka akan lebih mudah dan cepat menerima pelajaran-pelajaran yang telah diberikan. Sehingga pada saat membaca AlQur’an dapat melakukan dengan mudah dan lancer dan hasilnya pun akan mencapai nilai yang maksimal.
(2)   Minat
Minat ialah kecenderungan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar seseorang. Apabila seseorang mempunyai minat belajar yang besar, maka cenderung akan menghsailkan prestasi yang tinggi. Sebaliknya apabila minat belajar seseorang kurang, akan menghasilkan prestasi yang rendah.

Alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan oleh siswa. Semua factor ini dipandang turut menentukan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Misalkan, rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan belajar siswa (seperti masjid dan mushala) akan mendorong siswa untuk belajar ketempat tempat yang lain, yang pantas dikunjungi. Kondisi rumah-rumah perkampungan seperti jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. Letak sekolah yang terlalu dekat dengan jalan raya dimana suasana ramai menyelimutinya yang dapat mengganggu aktivitas belajar siswa.
2.      Latar belakang pendidikan
Sebelum terlalu jauh, lebih baik dipaparkan semacam pembedaan
di antara sekolah islam di Indonesia dewasa ini. Kelompok pertama, sekolah islam yang meniru model sekolah negeri yang berada di bawah pengawasan kementerian pendidikan dan kebudayaan. Seperti sekolah negeri lainnya, sekolah islam terdiri dari pendidikan dasar enam tahun yang secara kelembagaan dikenali sebagai SD (Sekolah Dasar) islam, pendidikan menengah tiga tahun yang dikenal sebagai SMP  (Sekolah Menengah Pertama) Islam. Kemudian diikuti dengan pendidikan menengah kedua selama tiga tahun, yang dikenal sebagai SMU (Sekolah Menengah Umum, yang dahulu disebut sebagai SMA (Sekolah Menengah Atas) Islam.

                                                                                                                                                               
a.      Seklah Dasar
Secara formal dan insititusional, sekolah dasar masuk pada
kategori pendidikan dasar. Tujuan pendidikan sekolah menurut mirasa dkk. Dimaksudkan sebagai proses pengembangan kemampuan yang paling mendasar setiap siswa, dimana setiap siswa belajar secara aktif karena adanya dorongan dalam diri dan adanya suasana yang memberikan kemudahan (kondusif) bagi perkembangan dirinya secara optimal.
      Dengan demikian, sekolah dasr atau pendidikan dasar tidak semata-mata membekali anak didik berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung semata, social, dan spiritual. Sekolah dasar memiliki visi mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
      Dilihat secara kuantitatif, porsi pendidikan agama islam disekolah memang hanya tiga jam pelajaran untuk SD dan dua jam pelajaran untuk SMP atau SMA/K, dengan tuntutan pencapaian standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan dalam permen Diknas Nomor 23 Tahun 2006.
b.      Madrasah Ibtidaiyah
Secara harfiah, madrasah bisa diartikan dengan sekolah, karena
secara teknis keduanya memiliki kesamaan, yaitu sebagai tempat
Berlangsungnya proses belajar-mengajar secara formal baik di tingkat dasar (SD/MI dan SMP/MTs)
maupun menengah (SMA/MA). Namun demikian, menurut karel steenbrinkyang dikutip oleh Sedya Santoso membedakan madrasah dan sekolah karena keduanya mempunyai karakteristik atau ciri khas yang berbeda. Madrasah memiliki kurikulum, metode dan cara mengajar sendiri yang berbeda dengan sekolah. Meskipun mengajarkan ilmu pengetahuan umum sebagaimana yang diajarkan di sekolah, madrasah memiliki karakter tersendiri, yaitu sangat menonjolkan nilai religiusitas masyarakatnya. Sementara itu sekolah merupakan lembaga pendidikan umum dengan pelajaran universal dan terpengaruh iklim pencerahan Barat.   
            Madrasah Ibtidaiyah merupakan satuan pendidikan dasar di bawah naungnan Kementrian Agama dimana sekolah dasar ini dimasukkan mata pelajaran-pelajaran umum seperti halnya sekolah dasar lain dan mata pelajaran Agama Islam yang terperinci meliputi Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Tafsir Hadist, Fiqih, dan Tauhid yang di SD dipandukan menjadi satu dalam mata pelajaran yang berbeda dengan SD, MI tetap mengikuti atau menggunakan kurikulum Agama yangn mengacu pada kurikulum nasional yang telah ditetapkan oleh menteri pendidikan.


3.      Hubungan antara Kemampuan Membaca Al-Qur’an dengan Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
            Secara lebih khusus, sekolah dasar dan madrasah Ibtidaiyah memiliki jumlah mata pelajaran yang berbeda. Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan yangn lebih efektif dalam pengajaran membaca Al-Qur’an. Secara teoretik dapat dikatakan bahwa lulusan madrasah Ibtidaiyah mempunyai hasil belajar yang baik dalam bidang agama khususnya kemampuan membaca Al-Qur’an bila dibandingkan dengan lulusan sekolah Dasar yang mempunyai alokasi waktu pelajaran agama yang sedikit. Hal ini menyebabkan kemampuan membaca Al-Qur’an yang dimiliki oleh siswa akan berbeda beda karena latar belakang pendidikan tang ditemphunya.

No comments:

Post a Comment