1.Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak-anak yang berada pada usia
yang masih sangat muda, sehingga anak usia dini memerlukan pengasuhan yang
serius dari orang tua dan lingkungannya. Yasin Musthofa (2007: 10)
mengungkapkan bahwa anak usia dini adalah manusia yang masih kecil, dapat pula
diartikan anak usia dini merupakan anak yang sedang mengalami masa kanak-kanak
awal, yaitu anak yang berusia sampai dengan 6 tahun. Usia masa kanak-kanak awal
ini merupakan masa-masa yang tepat bagi anak-anak untuk sedini mungkin memperoleh
pendidikan, supaya pada saat nanti berkemungkinan besar untuk memiliki
kecerdasan yang baik. Anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun.
Pada usia ini anak-anak perlu sekali memperoleh perhatian
dalam tumbuh kembangnya yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan
pada jalur formal, non formal dan informal (Maimunah Hasan, 2009: 15). Mansur
(2005: 18) mengungkapkan bahwa anak usia dini adalah anak usia lahir sampai
memasuki pendidikan dasar. Anak usia dini merupakan masa keemasan sekaligus
masa kritis dalam tahap kehidupan yang akan menentukan perkembangan anak
selanjutnya.
Masa ini merupakan
masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan maupun fisik, bahasa,
sosial-emosional, konsep diri, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Anak usia
dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 6 tahun. Anak usia dini
dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya,
sehingga pendidikannya dipandang perlu untuk dikhususkan (Slamet Suyanto, 2005:
1). Usia dini merupakan usia yang tepat bagi anak-anak untuk mengembangkan
potensi diri. Pengembangan potensi pada diri anak perlu dikembangkan sesuai
dengan tahapan dan karakteristik anak sehingga potensi anak berkembang dengan
optimal. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat ditegaskan bahwa
anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-6 tahun. Anak usia
dini berada pada masa keemasan yang tepat untuk pemberian rangsangan
pendidikan, untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkambangan anak. pemberian
rangsangan pendidikan perlu memperhatikan karakteristik anak, sehingga potensi
anak dapat berkembang dengan optimal.
Karakteristik
Anak Usia Dini Karakteristik anak usia dini merupakan fase pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, sehingga memerlukan rangsangan yang tepat dan
diberikan secara rutin. Partini (2010: 8-12) mengungkapkan bahwa karakteristik
anak usia dini akan mengalami perubahan dan perkembangan sesuai usianya. Secara
biologis perkembangan anak-anak dapat dibagi menjadi 6 fase perkembangan, mulai
dari usia 0 sampai 6 bulan, 7 sampai 12 bulan, 13 sampai 24 bulan, 3 sampai 4
bulan, 5 tahun, dan sampai 8 tahun.
Karakteristik
perkembangan anak yaitu sudah dapat berkomunikasi dalam berinteraksi, dan mulai
belajar mengemukakan pendapat. Anak juga sudah mulai melakukan aktivitas permainan
secara bersama-sama, dan mulai mengembangkan keterampilan bahasanya baik secara
lisan ataupun tertulis.
Karakteristik
anak memang menarik baik dari sisi perkembangan maupun pencapaian. Cucu
Eliyawati (2005: 2-7) mengidentifikasi karakteristik anak usia dini menjadi 7
karakter. Karakteristik anak bersifat unik, anak berekspresi relatif spontan,
anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu dan antusias yang besar,
kaya fantasi, dan merupakan pembelajar yang potensial. Karakteristik anak
memang berbeda sehingga guru perlu mengetahui karakteristik anak dan dapat
menghadapi dengan sikap yang tepat. Richard (dalam Sofia Hartati, 2005: 8-11)
mengemukakan bahwa karakteristik anak adalah bersifat egosentris, memiliki rasa
ingin tahu yang besar, merupakan makhluk sosial, bersifat unik, kaya dengan
fantasi, daya konsentrasi yang dimiliki pendek, dan merupakan masa belajar yang
paling potensial. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat ditegaskan
bahwa karakteristik anak usia dini berada pada fase usia 0-6 tahun.
Karakteristik anak-anak bersifat unik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu
yang besar, kaya dengan fantasi, dan merupakan pembelajar yang potensial.
2. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD)
adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anaksejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informasi
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 6 (enam)
perkembangan: agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,
sosial-emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan
sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum
dalam Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD (menggantikan
Permendiknas 58 tahun 2009).
Ada
dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini, yaitu:
a)
Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia
yang berkualitas, yaitu anak yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki
kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi
kehidupan pada masa dewasa.
b)
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan
anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi
usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan
berikutnya.
Rentangan
anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6
tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di
beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas).
Ruang
lingkup Pendidikan Anak Usia Dini, di antaranya: bayi (0-1 tahun), balita (2-3
tahun), kelompok bermain (3-6 tahun), dan sekolah dasar kelas awal (6-8 tahun).
3.Perkembangan
Bahasa Anak Usia Dini
Perkembangan bahasa anak merupakan perkembangan yang perlu
dirangsang sedini mungkin dengan tepat dan diberikan secara teratur. Menurut
Nurbiana Dhieni 11 (2007: 31) mengungkapkan perkembangan bahasa anak adalah
sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak-anak, terdiri
dari perkembangan bicara, perkembangan menulis, perkembangan membaca, dan
perkembangan menyimak. Perkembangan bahasa anak merupakan kemampuan anak untuk
dapat mengekspresikan segala pikiran dalam bentuk ungkapan.
Menurut Enny Zubaidah (2003: 3) mengungkapkan bahwa
perkembangan bahasa anak mencakup empat keterampilan. Empat keterampilan bahasa
yang dimaksud meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Perkembangan bahasa anak-anak
berkembang secara bertahap sehingga memerlukan ketekunan baik dari anak sendiri
maupun bagi guru atau orang tua dalam memberikan rangsangan.
John W. Santrock (2007: 357-362) membagi perkembangan bahasa
menjadi 3 tahapan. Tahap perkembangan bahasa antara lain perkembangan bahasa
pada masa bayi (0-2 tahun), masa kanak-kanak awal (3-6 tahun), dan masa
kanak-kanak menengah sampai akhir (7 tahun keatas). Perkembangan bahasa anak
usia dini merupakan tahapan kemampuan anak mulai kemampuan berbicara sampai
dengan kemampuan memahami sebuah pembicaraan dari orang lain.
Soemiarti Padmonodewo
(2003: 25), mengemukakan 3 hal yang perlu diketahui dalam perkembangan bahasa
pada anak. Pertama adalah perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara.
Bahasa merupakan sistem tata bahasa, sedangkan kemampuan bicara merupakan
ungkapan dalam bentuk kata-kata. Kedua pertumbuhan bahasa yaitu bersifat
pengertian atau reseptif dan bersifat ekspresif.
Kemampuan untuk memahami merupakan kemampuan reseptif,
sedangkan kemampuan kemampuan menunjukan bahasa merupakan ekspresif. Ketiga
komunikasi diri pada saat berhayal perlu dibatasi. Berdasarkan hal-hal tersebut
di atas, maka dapat ditegaskan bahwa perkembangan bahasa anak memegang peran
penting dalam perkembangan anak, khususnya perkembangan kemampuan berbahasa di
taman kanak-kanak, sehingga anak-anak mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat
mengembangkan potensinya.
Perkembangan bahasa
anak usia dini khususnya di taman kanak-kanak berada pada masa kanak-kanak awal
yang terdiri dari kemampuan berbicara, kemampuan membaca, kemampuan menulis,
dan kemampuan menyimak. Perkembangan bahasa tersebut membantu anak-anak dalam
berbahasa baik secara reseptif maupun secara ekspresif.
4. Kemampuan Mengenal Huruf
a. Pengertian Kemampuan Mengenal Huruf Anak
Usia Dini
Soenjono Darjowidjojo (2003: 300) menggungkapkan bahwa kemampuan
mengenal huruf adalah tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu
tentang keterkaitan bentuk dan bunyi huruf, sehingga anak dapat mengetahui
bentuk huruf dan memaknainya. Belajar mengenal huruf menurut Ehri dan Mc.
Cormick (dalam Carol Seefelt dan Barbara A. Wasik, 2008: 330-331) merupakan
komponen hakiki dari perkembangan baca tulis. Anak perlu mngetahui atau
mengenal dan memahami huruf abjad untuk akhirnya menjadi pembaca dan penulis
yang mandiri dan lancar.
Anak-anak yang bisa mengenal dan menyebut huruf-huruf pada
daftar abjad dalam belajar membaca memiliki kesulitan lebih sedikit dari anak
yang tidak mengenal huruf. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini,
kemampuan mengenal huruf merupakan bagian dari perkembangan bahasa anak,
diantaranya kemampuan mengetahui simbol-simbol huruf dan mengetahui huruf depan
dari sebuah benda. Jadi dari pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa kemampuan
mengenal huruf adalah kesanggupan anak dalam mengetahui dan memahami
tanda-tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan huruf abjad dalam
melambangkan bunyi bahasa. Kemampuan anak dalam mengetahui huruf dapat dilihat
saat anak mampu menyebutkan suatu simbol huruf, dan kemampuan anak dalam
memahami huruf dapat dilihat dari kemampuan anak saat memaknai huruf sehingga
anak mampu menyebutkan huruf depan dari sebuah kata.
b.Manfaat Mengenal Huruf Anak Usia
Dini
Carol seefelt dan
Barbara A. Wasik (2008: 375) mengungkapkan bahwa belajar huruf adalah tonggak
kurikulum Taman Kanak-kanak lewat penyingkapan berulang dan bermakna kepada
peristiwa-peristiwa baca tulis, sehingga anak menjadi tahu akan huruf-huruf dan
mengerti bahwa huruf-huruf membentuk sebuah kata. Menurut Agus Hariyanto
(2009:82) mengungkapkan bahwa dengan setrategi pengenalan huruf sejak usia dini
sangat bermanfaat bagi perkembangan bahasa anak, karena membantu mempersiapkan
anak untuk dapat membaca dengan mudah. Bond dan Dykstra (Slamet Suyanto, 2005:
165) mengungkapkan bahwa anak yang dapat
mengenal huruf dengan baik cenderung memiliki kemampuan membaca dengan
lebih baik. Jadi berdasarkan hal-hal tersebut dapat ditegaskan bahwa, anak-anak
yang belajar mengenal huruf sejak usia dini dapat memberikan manfaat bagi
anak-anak untuk mempersiapkan diri dalam belajar membaca dan menulis.
5. Metode Permainan Kartu Huruf
a. Pengertian Metode Permainan Kartu
Huruf
Conny R. Semiawan (2008: 19-20) mengungkapkan bahwa
permainan adalah berbagai kegiatan yang sebenarnya dirancang dengan maksud agar
anak dapat meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman
belajar. Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya dari yang
tidak anak kenal sampai pada yang anak ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya
sampai mampu melakukannnya. Maimunah hasan (2009: 65) mengungkapkan bahwa kartu
huruf adalah penggunaan sejumlah kartu sebagai alat bantu untuk belajar membaca
dengan cara melihat dan mengingat bentuk huruf dan gambar yang disertai tulisan
dari makna gambar pada kartu. Azhar Arsyad (2005: 119) mengungkapkan bahwa
kartu huruf adalah kartu abjad yang berisi gambar, huruf, tanda simbol, yang
meningkatkan atau menuntun anak yang berhubungan dengan simbol-simbol tersebut.
Namun demikian kata huruf yang dimaksud disini adalah kartu huruf yang dibuat
sendiri dengan bentuk persegi panjang terbuat dari kertas putih. Satu sisi
terdapat tempelan potongan huruf dan satu sisinya lagi terdapat tempelan gambar
benda yang disertai tulisan dari makna gambar tersebut. 15
Agus Hariyanto (2009: 84) mengungkapkan bahwa metode
permainan kartu huruf adalah suatu cara dalam kegiatan pembelajaran untuk anak
usia dini melalui permainan kartu huruf. Kartu huruf yang digunakan berupa
kartu yang sudah diberi simbol huruf dan gambar beserta tulisan dari makna
gambarnya. Anak-anak belajar mengenal huruf dari melihat simbol huruf dan
gambar pada kartu huruf. Jadi berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditegaskan
bahwa metode permainan kartu huruf adalah suatu kegiatan dengan menggunakan
alat berupa kartu huruf yang terdapat simbol huruf dan gambar yang disertai
tulisan dari makna gambarnya, dengan tujuan meningkatkan kemampuan mengetahui
atau mengenal dan memahami huruf abjad.
b.
Langkah-langkah Permainan Kartu Huruf
Cucu Eliyawati (2005:
72) menyebutkan langkah-langkah dalam bermain kartu huruf diantaranya yaitu
ambilah satu persatu kartu huruf secara bergantian. Amatilah simbol huruf pada
kartu yang sedang dipegang, kemudian sebutkanlah simbol huruf yang tertera pada
kartu huruf. Baliklah kartu huruf, amatilah gambar dan tulisan yang terdapat
pada kartu, kemudian sebutkanlah gambar benda dan huruf depan dari gambar benda
yang tertera pada kartu huruf. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam
penelitian ini kemudian mengembangkan langkah-langkah permainan kartu huruf
sebagai berikut:
1)
Anak dikondisikan duduk melingkar di
karpet.
2)
Anak-anak diberi penjelasan tentang
permainan yang akan dilakukan, yaitu permainan kartu huruf.
3)
Anak-anak
diberi contoh cara bermain kartu huruf yang akan dijelaskan sebagai berikut ini
:
a)
Guru
mengambil sebuah kartu huruf, kemudian diperlihatkan pada anak-anak
b)
Guru
mengucapkan simbol huruf yang tertera pada kartu huruf, kemudian anak-anak
diberi kesempatan untuk meniru mengucapkan simbol huruf tersebut
c)
Guru
membalik kartu huruf, kemudian menyebutkan gambar yang tertera pada kartu huruf
lalu menyebutkan pula huruf depannya, dan anak-anak juga diberi kesempatan
untuk meniru, mengucapkan.
4)
Anak-anak
diajak mempraktikan permainan kartu huruf secara bersama-sama, dengan posisi
anak masih duduk membentuk lingkaran.
5)
Setelah
anak-anak bermain bersama-sama, guru member kesempatan pada setiap anak untuk
melakukan permainan kartu huruf secara individu, permainan dimulai:
a)
Anak
mengambil sebuah kartu huruf, anak mengamati kartu huruf tersebut kemudian anak
menyebutkan simbol huruf yang tertera pada kartu huruf tersebut.
b)
Anak
membalik kartu huruf, anak mengamati gambar yang terdapat pada ka rtu kemudian
anak menyebutkan huruf depan dari nama gambar yang terdapat pada kartu huruf
tersebut.
c. Manfaat dan Kelebihan Kartu Huruf
Samekto S. Sastrosudirjo (Sutaryono, 1999: 26) menyatakan
beberapa manfaat yang dapat diambil dari penerapan permainan kartu huruf yaitu:
(1)
Merangsang anak belajar secara aktif.
Permainan kartu huruf merupakan
pembelajaran yang menggunakkan kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan anak
dalam mengenal huruf. Melalui permainan kartu huruf, anak-anak distimulasi
untuk belajar secara aktif dalam mengenal huruf dengan cara yang menyenangkan.
(2)
Melatih siswa memecahkan persoalan.
Melalui
permainan kartu huruf, anak-anak mampu memecahkan persoalan yang terkait dengan
kemampuan mengenal huruf, karena dengan permainan kartu huruf anak-anak dapat
belajar dengan mudah tentang bentuk-bentuk huruf. Anak-anak juga dapat memaknai
simbol huruf dengan cara melihat gambar yang disertai tulisan dari nama gambar
yang tertera pada kartu huruf tersebut.
(3)
Timbul persaingan yang sehat antar anak.
Penerapan permainan kartu huruf juga
dapat menumbuhkan rasa disiplin dan menumbuhkan jiwa sportif pada diri
anak-anak, sehingga dapat membangun persaingan yang sehat antar anak-anak.
(4)
Menumbuhkan sikap percaya diri pada anak.
Permainan kartu huruf juga memupuk
sikap percaya diri pada anak-anak, karena anak-anak distimulasi untuk berani
belajar sendiri saat mencoba bermain kartu huruf.
Maimunah Hasan (2009: 66) menyatakkan bahwa beberapa manfaat
yang dapat diambil dari permainan kartu huruf yaitu:
1)
Dapat
membaca dengan mudah Permainan kartu huruf dapat membantu anak untuk mengenal
huruf dengan mudah, sehingga membantu anak-anak dalam kemampuan membacanya.
2)
Mengembangkan
daya ingat otak kanan Permainan kartu huruf dapat mengembangkan kemampuan otak
kanan karena dapat melatih kecerdasan emosi, kreatif, dan intuitif.
3)
Memperbanyak
perbendaharaan kata Permainan kartu huruf terdapat gambar dan tulisan dari
makna gambar yang tertera pada kartu, sehingga dapat memperbanyak
perbendaharaan kata yang dimiliki anak-anak.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa,
manfaat dan kelebihan permainan kartu huruf adalah dapat membantu anak untuk
belajar mengenal huruf dengan mudah sehingga memperlancar kemampuan membaca
anak. permainan kartu huruf juga dapat menumbuhkan motivasi belajar anak secara
aktif dan penuh percaya diri.
d. Fungsi Permainan Kartu Huruf
John D. Latuheru
(Hendry Kurniawan, 2002: 24) mengungkapkan fungsi permainan kartu huruf adalah
sebagai berikut:
1)
Kondisi
atau situasi saat permainan sangat penting bagi anak didik karena anak-anak
akan bersikap lebih positif terhadap permainan kartu itu.
2)
Permainan
dapat mengajarkan fakta dan konsep secara tepat guna, sama dengan cara
pembelajaran konversional pada objek yang sama.
3)
Pada
umumnya permainan kartu dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik,
permainan dapat juga mendorong siswa untuk saling membantu satu sama lain.
4)
Bantuan
yang paling baik dari media permainan adalah domain efektif (yang menyangkut
perasaan atau budi pekerti) yaitu memberi bantuan motivasi untuk belajar serta
bantuannya dalam masalah yang menyangkut perubahan sikap.
5)
Guru
maupun siswa dapat menggunakan permainan kartu mana yang mengandung nilai yang
paling tinggi dan bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa fungsi
permainan kartu huruf dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan,
sehingga motivasi anak-anak saat belajar dapat meningkat. Melalui permainan
kartu huruf anak-anak akan mudah dalam mengenal huruf, karena dapat mengajarkan
fakta dan konsep, sehingga anak-anak dapat meningkatkan kemampuan mengenal
huruf.
B. Kerangka Pikir
Kemampuan mengenal huruf merupakan bagian dari aspek
perkambangan bahasa pada anak usia dini. Kemampuan mengenal huruf adalah
kesanggupan anak dalam mengetahui atau mengenal dan memahami tanda-tanda aksara
dalam tata tulis yang merupakan huruf abjad dalam melambangkan bunyi bahasa.
Kemampuan mengenal huruf perlu dirangsang dengan cara yang tepat, sehingga
kemampuan anak-anak dalam mengenal huruf dapat berkembang optimal.
Pemberian rangsangan untuk meningkatkan kemampuan mengenal
huruf, perlu menerapkan pembelajaran yang menarik. Pembelajaran yang menarik
akan meningkatkan motivasi belajar anak dan dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenagkan, sehingga mempermudah masuknya rangsangan pada anak-anak.
Pemberian rangsangan untuk meningkatkan kemampuan anak-anak dalam mengenal
huruf, yaitu dengan menerapkan metode permainan dalam pembelajaran. Melalui
metode permainan, anak akan merasa senang dan nyaman dalam mengikuti
pembelajaran, maka rangsangan yang diberikan akan diterima baik oleh anak-anak.
Selain itu melalui metode permainan, anak akan mudah belajar mengenal huruf
yang didukung dengan menggunakan kartu huruf.
Penerapan metode permainan kartu huruf dalam menstimulasi
kemampuan anak-anak, merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
anak-anak dalam mengenal huruf. Hal tersebut dikarenakan dengan menerapkan
metode permainan kartu huruf, anak-anak akan lebih mudah dalam mengenal
huruf-huruf saat bermain kartu. Anak-anak akan melihat, memaknai, dan mengingat
simbol huruf dan gambar pada setiap kartu huruf yang anak mainkan.
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan mengenal
huruf Kelompok A Dini TKIT AL-Irsyad Al-Islamiyyah dapat ditingkatkan dengan
menerapkan permainan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran.
No comments:
Post a Comment